CIREBON, KOMPAS.TV - Ketua DPRD Cirebon, Affiati, membantah menghilangkan kata khilafah saat membacakan ikrar kesetiaan terhadap NKRI.
Dalam klarifikasinya, Ketua DPRD Kota Cirebon Jawa Barat mengatakan bahwa kata khilafah tetap dibaca olehnya, namun tidak terdengar pendemo dari ormas Islam se-kota Cirebon karena adanya tepuk tangan.
Ia mengatakan apa yang tampak dalam video yang beredar di media sosial tersebut tidak benar.
Affiati memastikan dirinya tetap setia pada NKRIdan pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Saya membacakan ikrar tersebut sebagaimana permintaan audiens. Begitu jatuh pada poin ketiga, dalam naskah hanya terdapat kata komunisme khilafah, dan dibawahnya terdapat tambahan berupa tulisan yakni liberalisme, leninisme, dan sekularisme," katanya.
"Ini yang membuat saya bingung dalam menyusun urutan bacaan, karena jujur konsep ikrar datangnya dadakan dari Ibu Fitria, jadi beliaulah yang paling mengerti susunan kalimat pada point ketiga itu," lanjutnya.
Ia juga meminta maaf atas hal-hal yang ditimbulkan akibat beredarnya video pembacaan ikrar kesetiaan NKRI tersebut.
"Atas nama pimpinan dan lembaga DPRD Kota Cirebon kami menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekhilafan pada saat penerimaan aspirasi FCB," kata Affiati.
Sebelumnya sempat beredar luas video Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati, yang membacakan ikrar setia pada NKRI.
Dalam video tersebut, saat pembacaan ikrar, Afiatti mencoret kata-kata khilafah sebagai paham yang harus diwaspadai mengancam NKRI.
Sebelumnya ia sempat membacakan komunisme dan khilafah sebagai hal yang harus diwaspadai mengancam NKRI.