KOMPAS.TV - Persaudaraan Alumni atau PA 212, menggelar apel siaga ganyang komunis di Lapangan Ahmad Yani, Jakarta Selatan.
Apel ini sebagai bentuk penolakan pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di DPR.
Apel siaga direncanakan dimulai pukul 1 siang (5/7/2020). Namun para peserta apel sudah berkumpul sejak pagi.
Apel dimulai dengan upacara dan gelar pasukan, dilanjutkan dengan pembacaan teks pancasila dan diakhiri dengan tausiyah serta pembacaan doa keselamatan bangsa.
Apel ini merupakan kelanjutan dari Aksi Penolakan Pembahasan RUU HIP di DPR pada Juni lalu.
Ketua umum Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif menyatakan apel ini sebagai bentuk penolakan terhadap RUU HIP yang tengah di gelar di DPR.
Slamet menyatakan pihaknya tidak akan puas selama RUU Haluan Ideologi Pancasila belum dicabut dari Prolegnas di DPR.
Di Makassar, Sulawesi Selatan, unjuk rasa menolak RUU HIP diikuti sejumlah ormas
Unjuk rasa siang tadi dipusatkan di depan Monumen Mandala, Makassar.
Peserta aksi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila, karena dinilai bertentangan dengan ideologi pancasila dan mengancam keutuhan negara.
Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari 359 personil gabungan TNI/Polri.
Unjuk rasa dengan agenda penolakaan Rancangan Undang-Undang Halauan Ideologi Pancasila juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah,
Massa mengawali aksinya dari dari masjid al aqsa dan memusatkan askinya di Tugu Adipura, yang bersebelahan dengan Gedung Pemkab Klaten, Jawa Tengah.
Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin menyebutkan buat apa RUU ini dibahas, pembahasan RUU HIP harus dihentikan karena selalu dari dulu unsur Ketuhanan ini selalu ingin dipangkas oleh PKI
Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi UI Ade Armando dalam RUU HIP tak ada pasal yang mendorong komunis.