SULAWESI, KOMPAS.COM - Perairan Sulawesi Tenggara dikenal kaya dengan keanekaragaman ikan. Laut dengan ketersediaan ikan yang melimpah ini menjadi penopang utama penghasilan ekonomi Sebagian besar masyarakat.
Selain dikonsumsi langsung ragam ikan hasil tangkapan nelayan banyak diolah dalam bentuk usaha rumah tangga salah satunya ikan asap.
Ikan asap dikenal cukup fenomenal oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, sebagai salah satu kuliner lauk pendamping nasi.
Kami mendatangi salah satu usaha ikan asap di desa Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Di desa ini cukup mudah menandai adanya geliat usaha ikan asap.
Dari kejauhan sudah terlihat kepulan asap putih membumbung tinggi di antara pemukiman masyarakat sekitar.
Sudah puluhan tahun usaha ini ditekuni masyarakat desa dan kini terus berkembang sebagai penopang sektor ekonomi andalan mereka.
Proses pengasapan ikan di desa ini masih dilakukan secara sederhana dengan menggunakan bahan bakar kayu. Proses pengasapan ikan seperti ini dianggap cara paling sempurna karena selain bisa menjaga citarasa juga bisa mempertahankan kesegaran ikan.
Hampir semua jenis ikan bisa dikelola menjadi ikan asap, tetapi umumnya adalah jenis ikan tenggiri, pari dan cakalang.
Proses pengasapan ikan terbilang cukup mudah. Ikan yang diiris dalam ukuran tertentu diletakkan diatas pemanggangan dan diasapi dengan nyala api yang tidak terlalu besar.
Pengasapan ikan hingga proses matang biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Pengelola sengaja membuat alat panggang ikan dalam ukuran besar supaya bisa membuat 100 sampai 200 tusuk ikan untuk sekali panggang.
Wahida pengelola usaha mengaku, dalam seminggu bisa memanggang ikan sampai 3 kali dengan modal rata-rata Rp3.000.000.