Sultan Hasanuddin dan Perlawanan Benteng Somba Opu - SINGKAP

2020-06-25 7

Gowa, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan dengan beragam peninggalan cagar budaya dan cerita sejarah perkembangan Islam di nusantara. Cerita heroik Sultan Hasanuddin "Sang Ayam Jantan dari Timur" dan Syekh Yusuf Al-Makassari mewarnai perjuangan dalam berperang melawan kolonialisme.

Tim Singkap menelusuri Benteng Somba Opu, tempat pertahanan kerajaan Gowa saat diserang oleh pasukan Cornelis Speelman 21 Desember 1666 selama 40 hari 40 malam. Sultan Hasanuddin berjuang keras melawan Speelman dan pasukannya namun naas pertarungan itu harus berakhir setelah benteng rata dengan tanah. Ditambah dengan perjanjian Bungaya yang sangat menguntungkan VOC untuk memonopoli perdagangan sehingga merugikan pihak kerajaan Gowa.

Kerajaan Gowa sebagai bandar dagang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam khususnya di pulau Sulawesi. Masjid tua Katangka yang dibangun pada tahun 1600 memiliki gaya arsitektur Tionghoa, Eropa dan Jawa. Inilah bukti bahwa asimilasi budaya di kerajaan Gowa telah ada sejak ratusan tahun lalu. Sementara itu, masjid Katangka juga menjadi saksi kelahiran ulama besar bernama Syekh Yusuf Al-Makassari.

Syekh Yusuf berkelana hingga ke Jazirah Arab untuk menyebarkan Islam di kawasan nusantara, bahkan menjadi peletak dasar keberadaan Islam di Afrika Selatan. Perjuangannya melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tirtayasa Banten yang tak kenal lelah menobatkannya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1995 oleh pemerintah Republik Indonesia.

Mempertahankan cagar budaya merupakan misi dari Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo beserta jajaran pemerintahannya. Ia bertekad menjaga kelestarian saksi saksi sejarah kerajaan Gowa demi generasi muda agar mau belajar sejarah. Ya, merawat ingatan perjuangan leluhur kepada generasi muda adalah tantangan besar! Tentu saja komitmen pemerintah setempat serta kerjasama masyarakat lah kunci untuk mewujudkannya.