KONAWE, KOMPAS.TV - Juru Bicara Menko Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi, angkat bicara terkait izin masuk 500 TKA asal Tiongkok ke Sulawesi Tenggara.
Ia mengatakan jika 500 TKA tersebut adalah tenaga ahli yang akan menyelesaikan 16 lysemeter dari target 35 lysemeter yang akan dibangun di Konawe.
Ia menyebut ada 2 perusahaan pengolahan nikel di Konawe yakni PT. Virtue Dragon dan PT. OSS yang berkontribusi besar bagi perekonomian daerah serta penciptaan lapangan kerja cukup besar bagi TKI maupun TKA.
500 TKA yang didatangkan dari China ini adalah sebagai pengganti TKA sebelumnya.
"Ada TKI nya sekarang yang bekerja di sana ada 11.084 TKI. TKA nya itu sekitar 706. Nah ini TKA yang 706 yang berada di sana, ini secara bertahap kan juga akan kembali ke China sana. Nah sebagai penggantinya adalah yang akan ini," katanya.
Kedatangan 500 TKA ini nantinya akan dilakukan secara bertahap.
Ia juga menyampaikan jika TKA ini nantinya juga hanya sementara dan akan diganti dengan TKI dalam melanjutkan operasional perusahaan.
"Setelah proyeknya selesai, mereka (TKA) akan kembali dan setelah diterimalah TKI untuk bisa mengoperasionalkan smelter-smelter yang dimaksud," lanjutnya.
Selain itu, Jodi juga mengimbau kepada perusahaan dan kementerian-kementerian terkait untuk mengembangkan politeknik di daerah setempat untuk pelatihan warga.
"Kita juga terus mengimbau kepada perusahaan dan bekerja sama dengan kementerian-kementerian terkait untuk juga mengembangkan politeknik di sana agar para warga di sana bisa juga ikut dilatih untuk bisa suatu saat melanjutkan operasional pabrik dan sehingga secara bertahap para TKA keberadaannya tidak diperlukan lagi dan bisa digantikan dengan tenaga kerja kita," tambahnya.
Kedatangan 500 TKA ini sempat membuat ricuh di Kantor Bupati Konawe, Jodi memastikan bahwa para TKA ini sudah memenuhi persyaratan kesehatan dan akan dilakukan karantina selama 14 hari.
Lebih lengkap terkait kedatangan TKA China dan apa nantinya dampak perusahaan bagi tenaga kerja lokal di Konawe, simak dialog bersama dengan Juru Bicara Menko Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi.