JAKARTA, KOMPASTV - Keluarga Presiden ke 4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid melihat oknum kepolisian terlalu sensitif dalam menanggapi kritik dalam bentuk guyonan.
Pernyataan ini keluar setelah kejadian penangkapan seorang pria asal Maluku Utara karena mengunggah Guyonan Gusdur soal 3 polisi jujur di media sosial.
Keluarga Presiden Republik Indonesia ke 4 Abdurrahman Wahid menyayangkan penangkapan seorang pria asal Maluku Utara berinisial I-A setelah mengunggah kritik guyonan di media sosial facebook.
I-A mengunggah guyonan Gusdur tentang 3 polisi jujur di Indonesia yaitu Patung polisi, polisi tidur dan Jenderal Hoegeng yang merupakan kepala kepolisian Republik Indonesia pertama periode 19-68 sampai 19-71.
Dilain pihak unggahan I-A ini justru ditanggapi berbeda oleh Polres Kepulauan Sula yang menyebabkan dirinya sempat ditahan untuk dimintai keterangan karena dinilai melukai nama baik institusi Polri.
Puteri Presiden ke-4 Republik Indonesia Yenny Wahid menilai oknum polisi yang melakukan penangkapan terlalu sensitif dalam meresepon satir terhadap institusi penegak keadilan ini.
"jadi jokes Gusdur tentang 3 polisi jujur itu sudah beredar di tengah-tengah masyarakat sudah lama sekali dari jamannya Gusdur, bahkan sudah dituangkan dalam bentuk tulisan, bahan pidato dan sebagainya,"ujar Yenny wahid Puteri Presiden ke-4 Republik Indonesia.
Yenny juga menyebut guyonan tersebut juga sempat dipakai oleh salah satu Jenderal Polisi dengan semangat oto kritik.
"Bahkan pernah juga ada seorang Jenderal Polisi yang mengutip jokes itu dengan bebas, tanpa beban dan dengan semangat oto kritik,"tambahnya.
Lebih jauh lagi dengan adanya tindakan penangkapan terhadap I-A merupakan suatu bentuk intimidasi terhadap masyarakat.