JEMBER, KOMPAS.TV - Petani jagung di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur mengalami gagal panen. Gagal panen disebabkan kelangkaan pupuk bersubsidi sehingga tanaman jagung rusak dan tumbuh tidak normal.
Kelangkaan pupuk bersubsidi menyebabkan tanaman jagung tumbuh tidak sempurna. Beberapa di antaranya bahkan berukuran kerdil dan memiliki biji yang sedikit.
Kerusakan tanaman jagung terjadi karena kekurangan vitamin dan nutrisi. Asu pan vitamin dan nutrisi berasal dari pupuk subsidi yang saat ini langka.
Busairi salah satu pemilik lahan tanaman jagung di desa Candi Jati menceritakan bahwa tanaman jagung miliknya tidak tumbuh dengan maksimal dan menyebabkan daunnya kering. Biasanya dalam satu hektar tanaman jagung dirinya mampu menghasilkan 12 ton jagung, namun dengan keadaan saat ini hanya mampu panen sebanyak 3 ton.
Petani enggan memakai pupuk non subsidi karena saat ini harganya tidak sebanding dengan biaya pengeluaran. Harga pupuk subsidi Rp 180.000,- per kwintal, sedangkan harga pupuk non subsidi mencapai angka Rp 7.00.000,- per kwintal.
Dengan kondisi ini petani mengalami kerugian dan hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk mencari solusi kelangkaan pupuk bersubsidi di pasaran.