KENDAL, KOMPAS.TV - Meski telah surut, namun banjir bandang di Desa Sojomerto, Kabupaten Kendal, masih menyisakan trauma tersendiri bagi warga. Tumpukan lumpur tebal harus kembali menjadi derita warga. Dengan peralatan sederhana, warga mencoba membersihkan lumpur yang masuk ke rumah karena terbawa saat banjir bandang. Lumpur tebal tersebut diduga merupakan lumpur yang dibawa arus banjir dari bukit gundul yang telah beralih menjadi lahan pertanian. Menurut warga, mereka masih trauma dan memilih mengungsi karena khawatir banjir bandang kembali menerjang. Pasalnya, datangnya banjir terjadi tibatiba dan dengan cepat air terus meninggi. Warga berharap, hutan desa yang berada di dekat desa dikembalikan fungsinya menjadi hutan jati. Sebelumnya, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kendal Minggu (10/5/2020) menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan banjir bandang di Desa Sojomerto, Kabupaten Kendal. Seperti inilah video amatir yang diambil warga Dusun Klantung, Desa Sojomerto, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, yang menunjukan luapan air sungai dengan volume air sekitar satu meter. Sedikitnya 88 dari 245 KK terdampak banjir bandang yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. Hartadi Kepala Dusun Klantung menjelaskan, banjir bandang kali ini merupakan yang terbesar dari sebelumnya. Kondisi tanah yang labil akibat pola tanam yang tidak seimbang menyebabkan perbukitan yang berada di sekitar kawasan desa tersebut tidak dapat meresap air dengan baik. Selain puluhan rumah warga terendam banjir, sekitar 25 hektar lahan pertanian warga yang berisi tanaman jagung, pisang, dan pohon jati tersapu banjir bandang. Tidak ada korban jiwa pada bencana banjir bandang, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
#BanjirBandang #Kendal #DesaSojomerto