KUPANG, KOMPAS.TV - Tak bisa pulang ke kampung halaman, seorang guru dan enam mahasiswa di Kupang, Nusa Tenggara Timur, rindu dengan keluarga hingga meneteskan air mata, mereka berharap pandemi corona segera berakhir.
Sambil menahan air mata, Magfiroh Ismail tetap berusaha tersenyum.
Ia yang bekerja sebagai guru taman kanak-kanak di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tak bisa pulang kampung untuk menjalani ramadan bersama keluarga apalagi merayakan idul fitri bersama.
Sementara enam orang mahasiswi sekolah tinggi agama islam yang berasal dari berbagai daerah ini juga tak bisa mudik ke kampung halaman.
Pandemi corona yang melanda tanah air menghalangi mereka untuk pulang kampung karena akses seperti pelabuhan dan penerbangan ditutup sementara waktu.
Dengan keadaan yang serba terbatas mereka mengobati rasa rindu dengan mengandalkan komunikasi video call.
Harapan mereka pun hanya satu, agar pandemi corona bisa segera berakhir dan mereka bisa segera bertemu sanak keluarga demi melepas rindu.