Napak Tilas Keris Diponegoro - SINGKAP

2020-05-07 1

Kehidupan dan perjuangan pemimpin Perang Jawa (1825-1830), Pangeran Diponegoro selalu menjadi kontroversi. Begitu pula dengan kedatangan keris milik Diponegoro bernama Kiai Nogo Siluman yang menuai polemik di kalangan sejarawan, budayawan, dan akademisi. Banyak yang mempertanyakan, apakah keris tersebut memang asli milik pangeran? Mengapa nama keris tidak sama dengan dapurnya? Dan Apa sebenarnya makna besar dari kepulangan keris tersebut ke Indonesia?

Dalam episode ini Singkap mengurai berbagai pendapat dan fakta tentang kepulangan keris Kiai Nogo Siluman ke Indonesia. Sejarawan sekaligus peneliti Babad Diponegoro selama 40 tahun, Peter Carey mengungkap cerita dibalik penyerahan keris milik pangeran Diponegoro kepada Belanda. Dalam penelitiannya, pengkhianatan pasukan Belanda kepada Pangeran Diponegoro adalah penyebab keris tersebut bersemayam selama 190 tahun di negeri Kincir Angin.

Keris Kiai Nogo Siluman yang dianggap bukan milik Diponegoro kemudian dibantah oleh Bonnie Triyana (Pemimpin Redaksi Historia) dan Prof. Sri Margana (Sejarawan UGM), anggota tim Repatriasi (pengembalian barang jajahan ke negara asal) yang berangkat ke Belanda untuk mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya. Salah satu bukti bahwa keris ini benar-benar milik Pangeran Diponegoro adalah surat Sentot Ali Basah yang ditulis oleh C.L Van Den Berg tahun 1830.

Setelah Keris Kiai Nogo Siluman dibawa ke Belanda, keris ini menjadi koleksi Kabinet Kerajaan Belanda, dan sempat dipamerkan tahun 1875-1876 di Philadelphia, Amerika Serikat. Setelah Kabinet Kerjaan Belanda dibubarkan keris disimpan di museum Volkenkunde, Leiden. Pada tanggal 10 Maret 2020, Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima menyerahkan keris Kiai Nogo Siluman kepada Presiden indonesia Joko Widodo di Istana Bogor.