KOMPAS.TV - Di tengah semakin bertambahnya jumlah pasien positif corona, muncul informasi bahwa PT Bio Farma sudah mampu memproduksi tes kit reagen Polymerase Chain Reaction atau PCR, hasil pengembangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Produksi massal alat tes PCR Bio Farma ini sebagai upaya pemenuhan tes Covid-19 terhadap 2 juta penduduk Indonesia dalam waktu singkat untuk mendapatkan rasio 0,6 persen penduduk Indonesia yang dites.
Selama ini, Indonesia harus mengandalkan PCR impor dalam upaya mempercepat pendeteksian corona.
Deputi BPPT Soni Solistia Wirawan menyebut tes PCR ini dinilai lebih tervalidasi lantaran langsung menggunakan sample darah orang Indonesia, bukan orang luar.
Punya kita ini kan di tes oleh sample Covid-19 yang positif orang Indonesia. PCR kit itu banyak, yang nawarin dari luar itu banyak. Tapi mungkin mereka PCR kit nya lebih cocok untuk kasus Covid yang ada di tempat mereka. Misalnya di China, mereka coba sample positif Covid di China, kalau di Indonesia belum tentu cocok, ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Sri Harsi Teteki menyebut keunggulan PCR kit anak bangsa ini salah satunya ialah proses distribusi dan pengadaan yang lebih cepat., serta akurasi PCR jauh lebih bagus.
Bio Farma yang memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 15.000 test per hari, akan memproduksi perdana sebanyak untuk 50 ribu test atau setara 2.000 kit pada Bulan Mei 2020, dan tidak lama berselang dalam waktu dekat, akan memenuhi kapasitas produksinya sebanyak 4.000 kit atau setara dengan 100 ribu test.
Sejauh mana keandalan tes kit reagen PCR karya anak negeri ini?
Simak pembahasan lebih lengkap bersama dengan Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Sri Harsi Teteki, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (BPPT) Soni Solistia Wirawan, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.