KOMPAS.TV - Sulitnya memenuhi kebutuhan akan ventilator bagi pasien corona menggugah hati sesama anak bangsa untuk menciptakan ventilator secara swadaya.
Bagaimana caranya agar ventilator buatan masyarakat ini bisa tersalurkan ke sejumlah rumah sakit rujukan corona? Apa saja tantangan dalam memproduksi ventilator?
Ventilator sangat penting peranannya untuk pasien corona dengan gangguan pernapasan.
Tenaga medis menyatakan bahwa tingkat kematian pasien yang memerlukan ventilator bisa mencapai 80 persen.
Meski pemerintah mengklaim sudah mendistribusikan lebih dari 8.000 ventilator ke 2.867 rumah sakit di Indonesia, faktanya, belum semua rumah sakit memiliki ventilator yang cukup.
Didesak pemenuhan alat bantu pernapasan ventilator, Presiden Jokowi bahkan meminta bantuan Presiden Donald Trump untuk mengirimkan ventilator.
Namun, di balik sulitnya memenuhi kebutuhan ventilator, hal ini justru memunculkan kreativitas dari berbagai kalangan yang beramai-ramai menggagas pembuatan ventilator secara sederhana.
Seperti di Bandung, beberapa dosen Institut Teknologi Bandung atau ITB bersama para mahasiswa mengembangkan ventilator dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di dalam negeri.
Sementara di Semarang, mahasiswa teknik Universitas PGRI Semarang mampu membuat ventilator yang dapat bekerja secara otomatis, di mana hasil data pengecekan pasien bisa dilihat di laptop atau ponsel.