JAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo kembali mendapatkan sorotan. Hal ini terjadi menyusul adanya polemik keterlibatan perusahaan milik Belva Devara dalam kartu prakerja yang dibagikan pemerintah untuk menanggulangi dampak ekonomi pandemi corona atau covid-19.
Sebelumnya, Andi Taufan Garuda Putra juga membuat heboh karena ia mengirimkan surat kepada camat di seluruh Indonesia, agar membantu program penanggulangan virus corona yang dilakukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam surat tersebut disebutkan Kemendes PDTT juga bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpinnya yakni PT Amartha Mikro Fintek.
Belva Devara dan Andi Taufan kini sudah mengundurkan diri dari jabatan staf khusus Presiden.
Dua kejadian ini kemudian menjadi kontroversi dan dinilai oleh banyak pihak menimbulkan konflik kepentingan.
Bahkan, ekonom INDEF Bhima Yudhistira sempat mengajak Belva Devara untuk berdebat terkait dengan kartu prakerja. Founder dan CEO Asumsi.co, Pangeran Siahaan pun juga memberikan sorotan mengenai kasus ini.
Dalam SISI TV kali ini, Bhima Yudhistiran dan Pangeran Siahaan berbagi pendapat mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para stafsus milenial ini. Karena menurut mereka, para stafsus milenial ini bisa menjadi penyambung antara suara anak muda dan Presiden.