SERANG, KOMPAS.TV - Dampak pandemi virus corona dirasakan salah satu keluarga di Kelurahan Lontar Baru, Serang, Banten.
Tak adanya penghasilan membuat pasangan suami istri dengan empat orang anak susah untuk mendapatkan makanan.
Sudah dua hari Kholid dan Yuli tak makan nasi, begitu pula dengan empat anaknya.
Untuk mengganjal perut, mereka terpaksa minum air galon.
Singkong yang belum siap panen pun terpaksa mereka konsumsi.
Penghasilan Kholid sebagai pemungut sampah tak menentu selama pandemi corona.
Begitu pula dengan Yuli Nur Amelia, istrinya yang menjadi pegawai lepas di kantor dinas.
Dia tak mendapatkan bantuan karena disangka masih mendapatkan upah.
Padahal sebagai pegawai lepas, dia dibayar Rp 25.000,- per hari jika masuk kerja.
Selama di rumah, ia tak mendapat upah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Serang menjadi kota dengan angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Banten.
Pada survei Januari lalu, ada 641.000 warga miskin di Provinsi Banten, sebagian besar berada di kota Serang.
Jumlah ini dikhawatirkan bertambah seiring kian masifnya dampak ekonomi dari pandemi corona.