JEMBER, KOMPAS.TV - Merebaknya virus corona berdampak pada lesunya industri perhotelan di Kabupaten Jember Jawa Timur. Tingkat okupansi hunian hotel turun hingga 90 persen dari kondisi normal.
Terpukulnya industri perhotelan dan pariwisata terjadi sejak awal bulan maret 2020. Okupansi hunian hotel anjlok hingga mencapai 90 persen dari hari biasanya dan sejumlah kegiatan pemakaian ruangan aula dibatalkan oleh pemesan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Jember, Teguh Suprayitno menyatakan penurunan hunian hotel tak sebanding dengan pengeluaran biaya operasional hotel, baik perawatan maupun gaji karyawan.
Untuk menekan biaya pengeluaran, pihak perhotelan mulai menghentikan penggunaan pekerja harian. Kebijakan ini telah disepakati oleh anggota Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia Jember.
pihak hotel juga memangkas waktu bekerja, bagi pekerja kontrak dan tetap melalui pengurangan hari kerja atau penambahan masa libur lanjut Teguh Suprayitno.
Sedangkan untuk mencegah penyebaran virus corona, pihak hotel memeriksa suhu tubuh dan sterilisasi pengunjung sebelum masuk ke hotel. Salah satunya adalah hotel Moetel Jember by Dafam, yang berada di Jl. Karimata No.43, Gumuk Kerang, Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Hal ini untuk menghindari penyebaran virus di hotel, karena hotel tempat tamu dari berbagai daerah datang dan tinggal, sehingga rentan terpapar virus corona ujar GM Hotel Meotel Jember, Helman Dedy Choandra.
Sejumlah pihak pengelola hotel memperkirakan merosotnya okupansi hunian hotel terjadi hingga 3 bulan ke depan.
#Covid19 #HotelBangkrut #PariwisataLesu