42 Tenaga Medis di Jakarta Positif Corona

2020-03-24 4,615

KOMPAS.TV - Minimnya peralatan pelindung diri membuat para tenaga kesehatan memiliki risiko besar terpapar Covid-19.

Bertaruh nyawa demi menyelamatkan kemanusiaan harus dihadapi para tenaga medis di tanah air di tengah pandemi corona.

Banyaknya pasien yang masuk ke rumah sakit tak seimbang dengan persediaan alat pelindung diri untuk para tenaga medis.

Risiko penularan dari pasien kepada para tenaga medis pun semakin besar.

Kepala Tim Siaga covid-19 Dki Jakarta, Catur Laswanto, mengonfirmasi ada 42 tenaga medis di ibu kota yang terinfeksi virus corona, per Senin 23 Maret.

Lewat akun media sosialnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) aktif mengonfirmasi kabar meninggalnya rekan sejawat yang meninggal dunia saat bertugas menangani pandemi.

Hingga 24 Maret, IDI menyatakan 8 dokter wafat saat menangani kasus corona.

7 orang meninggal karena terpapar virus dan satu orang lainnya, karena kelelahan.

Minimnya alat pelindung diri untuk para tenaga medis dalam penanganan pasien corona kian jadi persoalan.

Presiden joko widodo memastikan 105.000 alat pelindung diri yang baru saja tiba di tanah air segara disebar ke seluruh Indonesia.

Tak ingin bergantung pada bantuan alat pelindung diri, Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Solo, memproduksi sendiri, APD untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di Jawa Tengah.

Menggunakan bahan standar pabrikan, dengan kapasitas produksi 200 pakaian per hari, biayanya hanya Rp 50.000 untuk satu APD, lebih murah dibanding harga di pasaran yang mencapai Rp150.000.

Kini setidaknya 1.500 APD telah siap dipasok untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di jawa tengah


Free Traffic Exchange