JAKARTA, KOMPAS.TV - Puluhan tahun lalu, seniman-seniman di Jakarta mengeluhkan kurangnya fasilitas penyaluran bakat kesenian kreatif di ibu kota.
Keluhan para seniman ini kemudian ditanggapi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1968.
Pada tahun ini Taman Ismail Marzuki di Revitalisasi dengan cara diratakan dengan tanah.
Ini tanggapan para seniman muda maupun yang sudah senior.
Merasa tak dilibatkan dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki atau TIM, sejumlah seniman adukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke DPR.
Sejumlah seniman mengadukan Anies Baswedan ke Komisi X DPR RI. Mereka kecewa dengan keputusan Anies Baswedan yang tetap melanjutkan proyek revitalisasi TIM tanpa adanya diskusi dengan seniman.
Proyek revitalisasi TIM yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menuai kritik dari para seniman.
Sebelumnya, Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki mengadukan Anies Baswedan ke Komisi X DPR karena tidak ada forum diskusi dengan seniman sebelum merevitalisasi TIM.
Seniman menilai revitalisasi TIM kental dengan unsur komersialisasi untuk menaikkan pendapatan daerah.
Mereka meminta proyek revitalisasi TIM dihentikan dan Anies Baswedan diberi sanksi karena dinilai telah melanggar sejumlah aturan.
Sementara itu, sejumlah anggota Komisi X DPR menyatakan tidak setuju dengan revitalisasi TIM.
Salah satunya adalah mantan Gubernur Banten yang juga seorang seniman, Rano karno, kecewa karena revitalisasi tidak melibatkan seniman sebagai bagian penting dari TIM.
Seniman lain yang juga Wakil Ketua Komisi X, Dede Yusuf, menolak jika perbaikan TIM dilakukan untuk kepentingan komersial.
Menurut rencana, revitalisasi yang membutuhkan anggaran sebesar 1.6 triliun ini ditargetkan selesai pada Juni 2021.