Meski Merugi, Pihak Travel Umrah Sudah dapat Solusi dari Pihak Maskapai

2020-02-29 3,125

JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menangkap penyebar berita bohong atau hoaks tentang jemaah umrah asal Indonesia yang meninggal akibat virus corona.

Polisi menyebut, pelaku membuat dan menyebarkan hoaks atas inisiatif sendiri.

Polisi menangkap pelaku penyebaran hoaks berinisal RAF, setelah menelusuri video seorang jemaah umrah yang terjatuh di terminal tiga bandara Soekarno-Hatta.

Dalam informasi bohongnya, pelaku menyebut jemaah meninggal akibat virus corona.

Namun nyatanya, jemaah umrah tersebut, meninggal setelah terkena serangan jantung.

Hoaks yang disebarkan pelaku telah merugikan kepolisian dan pengelola bandara Soekarno-Hatta.

Pasca-penghentian sementara visa umrah, sejumlah perwakilan agen travel di Sidoarjo, Jawa Timur, tetap siaga di Bandara Juanda untuk menginformasikan penundaan keberangkatan ibadah umrah kepada jemaah.

Perwakilan agen perjalanan ini juga merapikan semua barang bawaan calon jemaah umrah, yang sempat datang tetapi harus kembali pulang karena penerbangan dibatalkan.

Meski merugi, pihak travel mengaku sudah ada solusi dari maskapai, yakni pengalihan jadwal penerbangan.

Pertemuan perwakilan maskapai penerbangan, dan sejumlah asosiasi penyelenggara haji-umrah, dengan Menteri Agama Fahrul Razi menghasilkan kesepakatan, jemaah yang gagal berangkat umrah saat ini, akan diupayakan untuk dijadwal ulang, tanpa ada biaya tambahan.

Menteri Agama Fahrul Razi mengatakan sejauh ini pihak maskapai telah setuju dengan kesepatan ini.

Pemerintah Indonesia saat ini juga telah berbicara dengan pemerintah Arab Saudi, terkait penerbitan kembali visa para jamaah.

Sebelumnya, sempat diberangkatkan ke Malaysia untuk transit, sebelum menuju Arab saudi, sejumlah calon jemaah umrah asal Palembang kini telah kembali ke tanah air.

Salah satu jemaah yang dipulangkan tersebut adalah Joni Bedyal.

Kini Jony hanya bisa pasrah.

Impiannya untuk beribadah umrah di tanah suci bersama istri dan keluarga harus tertunda.

Jony berharap penjadwalan ulang dapat dilakukan.

Impian untuk dapat beribadah ke Baitullah akhirnya harus ditunda sampai waktu yang tidak diketahui.

Hal ini, menyusul kebijakan Pemerintah Arab Saudi mencegah penyebaran virus corona yang menjadi kekawatiran dunia.