Ribuan Warga Bertahan di Tempat Pengungsian

2020-02-26 2,546

PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Meski sudah berlangsung dua hari, banjir yang melanda kota dan kabupaten Pekalongan sampai Selasa siang belum surut juga. Bahkan di beberapa lokasi masih cukup tinggi. Seperti di Jalan raya Sepacar, Tirto, yang letaknya hanya belasan meter dari jalur Pantura ini. Air yang merendam jalan ini ketinggianya bervariasi. Dari sekitar 60 sentimeter sampai 1 meter. Semua kendaraan bermotor yang melewati jalan ini mogok. Termasuk sejumlah kendaraan roda empat. Warga terpaksa harus mendorong kendaraanya. Tidak hanya Kota Pekalongan, bencana banjir juga menggenangi empat Kecamatan di Kabupaten Pekalongan, yaitu Wiradesa, Tirto, Siwalan dan Wonokerto. Banjir ini akibat meluapnya sejumlah sungai ditambah intensitas hujan yang tinggi sejak hari Minggu lalu. Data dari BPND Kabupaten Pekalongan dari hari Senin (24/2/2020) hingga Selasa (25/2/2020) siang sudah 2.700 an jiwa korban banjir mengungsi. Mereka menempati pengungsian di sejumlah lokasi seperti di masjid maupun gedung serbaguna. Seperti di Masjid Al Karomah ini, ada sekitar ratusan pengungsi yang bertahan. Mereka kebanyakan terdiri dari orang tua, perempuan dan anak-anak. Di lokasi ini Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amleza Dahniel sempat melakukan kunjungan dan memberikan bantuan kepada pengungsi. Untuk Kota Pekalongan jumlah warga yang mengungsi sampai hari Selasa (25/2/2020) mencapi 1776 orang. Sedangkan di Kabupaten Pekalongan jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari dua 2.500 orang. Jumlah itu masih dimungkinkan bertambah lagi, karena air belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Para pengungsi diminta tidak khawatir terhadap kebutuhan pangan. Karena sampai saat ini bahan pangan yang akan digunakan untuk dapur umum dinilai masih cukup. Meskipun begitu, kebutuhan lain seperti selimut, obat-obatan, pembalut wanita dan lain lain amat dibutuhkan.

#Banjir #Pengungsi #Pekalongan

Free Traffic Exchange