JAKARTA, KOMPAS.TV - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki terus menuai polemik.
Gubernur DKI pun dituding melakukan revitalisasi secara sepihak karena tidak melalui diskusi dengan para seniman.
Forum Seniman Peduli TIM, bahkan telah mengadukan Anies Baswedan ke DPR untuk pengajuan penghentian sementara revitalisasi.
Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, menuai pro dan kontra antara Pemprov DKI Jakarta dan Seniman.
Hingga rabu kemarin (19/02/2020), sebanyak 4 alat berat dioperasikan untuk menghancurkan bangunan lama Graha Bakti Budaya dan Gedung Bioskop Taman Ismail Marzuki.
Proses revitalisasi, dilakukan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro yang ditunjuk melalui Pergub Nomor 63 Tahun 2019.
Adanya pro dan kontra terkait revitalisasi TIM, Jakpro, mengaku telah berkomunikasi dan berdiskusi dengan Seniman sejak Februari tahun 2019.
Sementara terkait izin, pihak Jakpro mengklaim telah mengikuti prosedur yang berlaku.
Direktur Operasional Jakpro pun menyebut menghormati wacana Moratorium yang disampaikan DPR.
Namun, sebagai pelaksana, tetap melakukan revitalisasi sesuai penugasan.
Sementara itu, ditanya seputar Polemik Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, masih enggan berkomentar.
Anies hanya menjawab pertanyaan seputar tata tertib pemilihan Wagub DKI Jakarta, yang baru disahkan dalam rapat paripurna di gedung DPRD.
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyebut perlu peninjauan ulang soal keterlibatan seniman dalam revitalisasi TIM.
PLT Ketua Umum DKJ, Danton Sihombing menyebutkan jika posisi seniman masih belum jelas terkait pengelolaan dan revitalisasi TIM ini.
Sebelumnya, Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki telah mengadukan Anies Baswedan ke Komisi X DPR.
Anies dianggap melakukan revitalisasi secara sepihak, karena tidak ada Forum Diskusi dengan seniman, sebelum merevitalisasi Taman Ismail Marzuki.
Jose Rizal Manual, Budayawan, menyebutkan jika proses revitalisasi ini harus bertanggungjawab dan tetap menjadikan TIM sebagai rumah para seniman.