NATUNA, KOMPAS.TV - Penjagaan laut perbatasan antar-negara di wilayah Pertahanan I diperketat. Hal ini untuk mengantisipasi masuknya personel-personel ilegal dari Singapura, baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA).
\"Atas adanya 6 orang orang WNI yang diduga suspect masuk ke Tanjungpinang, saat itu juga Kogabwilhan langsung meningkatkan pengawasan di laut perbatasan,\" kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya Yudo Margono, Selasa (11/2/2020).
Tidak main-main, Yudo bahkan langsung menurunkan 5 KRI untuk bersiaga dan standby di sejumlah perbatasan perairan antar-negara yang kerap dijadikan jalur masuk perdagangan orang.
\"Saat ini sudah kami lakukan operasi PAM perbatasan RI-Singapura, ada 5 KRI jenis kapal patroli yang melaksanakan patroli,\" katanya menegaskan.
Untuk unsur operasi, kata Yudo, didukung personel Lantamal IV, Lanal Batam, Bakamla, Guskamla, serta dari Korem 033/WP dan Polda. Untuk Kogabwilhan I sendiri sudah melakukan operasi di Selat Singapura dan Selat Malaka yang dipimpin langsung oleh Panglima Koarmada 1.
\"Saat ini perairan Kepri sudah warning, makanya pengawasan dan operasi terus dilakukan, karena musuh yang dilawan merupakan musuh yang tidak terlihat dengan kasatmata,\" jelasnya.
Yudo mengaku, Kepri harus waspada karena pintu keluar masuk Singapura dan Malaysia lebih banyak di Batam, banyak transportasi melalui kapal laut, kapal kecil, hingga kapal besar.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pelabuhan-pelabuhan tikus juga banyak, hal ini yang dikhawatirkan akan menjadi sumber masuknya virus tersebut.
\"Setidaknya dengan disiagakannya 5 KRI di perairan perbatasan antara Indoneaia dengan Singapura dan Indoneaia dengan Malaysia, kami berusaha upaya pencegahan masuknya virus ini dari negara luar yang sudah terjangkit bisa diminimalisir,\" pungkasnya.
#Corona #VirusCorona #China