Miris, Warga Sulsel Tinggal Di Gubuk Reyot Berlantai Tanah

2020-02-07 2,753

MAROS, KOMPAS.TV - Menempati rumah layak huni tentu menjadi idaman bagi setiap orang agar terlindung dari panas dan hujan seperti saat sekarang ini.



Namun hal ini berbeda dengan kondisi yang dialami oleh warga di maros sulawesi selatan. selama puluhan tahun warga miskin ini terpaksa tinggal disebuah gubuk reyot berlantai tanah di areal persawahan dengan kondisi yang begitu memperihatinkan.

seperti inilah tempat tinggal daeng muna beserta ibunya daeng asseng (usia 80 tahun). keduanya bukan tanpa alasan menempati sebuah gubuk reyot berlantai tanah berukuran sekitar 3 x 5 meter di lingkungan pammelakkang je'ne kelurahan allepolea kecamatan lau kabupaten maros sulawesi selatan.

melainkan ketidakmampuan keduanya untuk membangun rumah layak huni. jangankan membangun rumah menutupi kebutuhan hidup sehari-hari saja begitu sulit dipenuhi bagi keluarga miskin ini.



keduanya bahkan bertahan hidup dengan menjual berbagai produk kemasan yang di modali oleh warga lainnya. jika penjualan mencapai 100 ribu rupiah warga miskin ini baru mendapat upah 20 ribu untuk di gunakan dalam menutupi kebutuhan sehari-hari.



sebagai tulang punggung keluarga daeng muna perempuan berusia 58 tahun ini juga kerapkali menjual jasa pada masyarakat dengan mencuci pakaian upah yang didapatkan tidak seberapa kemudian digunakan untuk membeli beras dan biaya listrik yang di sewa dari tetangga.



meski berada diatas lahan milik sendiri kondisi tempat tinggalnya kian memperihatinkan. selain begitu sempit gubuk miliknya hanya berlantai tanah ditutup karpet seadanya belum lagi hampir setiap dinding rumah yang sudah lapuk dan rusak serta atap seng bocor kerapkali membuat gubuk ini kebanjiran.



mirisnya lagi lokasi tempat tinggalnya berada di areal persawahan yang sewaktu-waktu diterjang oleh banjir.



penderitaan daeng muna beserta ibunya tidak hanya pada persoalan ekonomi dan tempat tinggal yang belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah melainkan sulitnya mendapat air bersih di daerah ini membuat keduanya harus menampung air hujan untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan minum.



selama berpuluh tahun menempati gubuk reyot yang tidak layak huni dan akses ke rumahnya terbilang sulit dengan melintasi pematang sawah sejauh ratusan meter disertai jalan berlumpur. daeng muna beserta ibunya daeng asseng tetap tabah menghadapi kondisi yang dialaminya meski besar harapan keduanya bisa mendapat perhatian dari pemerintah.

#Maros
#Dinassosialmaros
#Wargamiskin

Free Traffic Exchange