Tak Takut Corona, Kelelawar Jadi Olahan Kuliner di Gunungkidul

2020-02-06 4

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.TV - Salah satu warung makan yang menyajikan menu daging kelelawar di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, ada di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang.

Sejak tahun 1975, warung ini menjadi andalan para penikmat daging kelelawar.

Setiap hari, menu daging kelelawar laris manis di warung ini.

Ada yang dibacem, digoreng, serta dibumbu rica-rica.

Suplai daging kelelawar didapat dari warga yang mencari di sekitar tebing pantai di Kecamatan Panggang.

Dugaan mengenai wabah Virus Korona yang berasal dari kelelawar, ternyata tidak berpengaruh terhadap penjualan olahan daging kelelawar di kabupaten gunung kidul

\"khawatir tapi ya ternyata banyak yang beli tapi khawatir kan beda dari sana dan sini, disini dimasak kalau sana makannya mentah atau diangetin, disin divbacem dan goreng katanya kalau digoreng kurang gimana, juag ada rica rica tergantung yang mintabaklau pedes tetep dibacem disini.\" kata Sukarwanti, pemilik warung.

Baik penjual maupun penikmat meyakini cara masak yang benar akan memperkecil risiko penyebaran virus atau bakteri.

Suhu yang panas diyakini akan membuat daging kelelawar aman dikonsumsi.

Warga juga meyakini, daging kelelawar berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit.

\"Saya mengkonsumsi kelelawar karena saya sendiri mempunyai penyakit asam dan saya tidak takut karena pengambilan di laut jadi gak pengaruh dan saya pengennya sembuh dan pengolahan nya tidak mentah dimasak dengan matang.\" Betty, pembeli kelelawar.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul belum menerima laporan warga terjangkit virus korona.

Masyarakat diimbau untuk tidak memakan daging dalam kondisi mentah dan tetap menjaga kondisi tubuh.

\"Pada prinsipnya untuk jadi penyakit pertama dalah daya tahan tubuh kalau kita bugar bisa mencegah penyakit kalau mau makan dipersilahkan selama bahwa daging tidak ada hla yang khawatir,serta proses pengolahan daging penting saya sampaikan kebanyakan kuman virus bakteri mati dalam proses pemanasan saran tidak dimakan daging dalam kondisi mentah.\" jelas Dewi Irawati, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul.

Setiap hari, warung makan milik sukarwanti menyajikan 50-60 ekor kelelawar.

Kuliner olahan daging kelelawar ini dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 15.000 rupiah setiap ekor.