WONOSOBO, KOMPASTV - Di Lereng Sindoro-Sumbing, kopi biasa ditanam di antara tembakau.
Sebagian memakai sistem tumpang sari, antara tembakau, kopi dan sayuran.
Kopi juga mengisi batas tanah atau galengan kebun.
Karena sifatnya higroskopis, arabika Jawa di daerah ini lantas beraroma tembakau.
Bentang alam yang sangat subur membuat kota kecil ini kaya akan hasil alam, salah satunya Tembakau.
Namun, salah satu yang tak boleh dilewati ialah menyeruput kopi sembari menelusuri ranumnya perkebunan di kaki Gunung Sindoro Sumbing
Permintaan varian kopi khas Temanggung pun terus meningkat.
Peminat kopi spesiality (premium) dari luar negeri tak jarang mendatangi dan bertemu langsung dengan Tuhar juga pemilik kafe kopi yang menjamur di kota-kota besar.
Dengan harga kopi bagus dan stabil membuat petani mulai tertarik menanam kopi.
Potensi kopi Temanggung kini terwujud dari banyaknya brand kopi yang muncul di kawasan di kaki gunung Sumbing dan Sindoro ini.
Ada lebih dari 50 brand kopi lokal di Temanggung, siap bersaing untuk mencuri perhatian para penikmat kopi se-Indonesia.
Tercatat sejak 80-an, biji kopi Temanggung mulai ramai dijual. Awalnya hanya di warung-warung kopi sampai beberapa dekade kemudian dipasarkan secara nasional dalam kemasan.
Kalau kamu pencinta kopi, wajib mencicipi kopi ketika tengah berwisata ke Temanggung.
#GunungSindoroSumbing #KopiTemanggung #TanamanTembakau