Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, menganalogikan minoritas seperti anak bungsu. Menurut Yunarto anak bungsu biasa dianggap sebelah mata namun di sisi lain anak bungsu menjadi yang paling didengar. Sehingga sebagai minoritas, jika hanya diam saja, maka akan dianggap selayaknya anak bungsu yang dipandang sebelah mata, kalah pintar, kalah bijaksana dibandingkan oleh kakaknya.
Yunarto juga menambahkan, seorang anak bungsu juga harus tetap tahu diri akan posisinya dan tidak boleh kurang ajar, karena biasanya akan ditanggapi dengan lebih sensitif oleh yang lain.
Sebelumnya Rosianna Silalahi mengapa Grace Natalie, Charles Honoris, dan Yunarto Wijaya yang berani bersikap kritis dan vocal, di tengah-tengah anggapan bahwa etnis Tionghoa cenderung menghindari masalah dan bermain aman?
Lantas apa yang mmembuat ketiga sosok tersebut tak takut menyuarakan pendapat mereka?
Saksikan cuplikan dialog Rosianna Silalahi bersama Grace Natalie (Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia), Charles Honoris (Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Anne Avantie (Perancang Busana), Yunarto Wijaya (Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia), dan KH Tio Iskandar (Ketua DPW Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesa (PITI) Jawa Tengah).
Dalam tayangan ROSI eps Saya Tionghoa, 100% Indonesia, tayang Kamis 23 Januari pukul 20.00 WIB di Kompas TV. Independen Tepercaya
Jangan lewatkan dialog seru lainnya di program ROSI setiap hari Kamis pukul 20.00 WIB hanya di @kompastv
Dan follow akun Instagram talkshow ROSI @rosi_kompastv
juga Twitter di @Rosi_KompasTV.
Ingin menonton ROSI langsung di Studio 1 Menara Kompas? Kirimkan email ke humas@kompas.tv atau DM ke akun instagram ROSI (@rosi_kompastv) dengan format daftar(spasi)tanggal live(spasi)nama(spasi)no telepon
#TalkshowRosi #RosiKompasTV #ROSI #SayaIndonesia #GraceNatalie #YunartoWijaya #CharlesHonoris