JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah enam perangkat toa, atau pelantang suara peringatan dini banjir dengan anggaran lebih dari 4,73 miliar rupiah, belum lagi termasuk biaya perawatan 165 juta rupiah setahun.
Keenam perangkat sistem peringatan bencana ini akan disebar ke sejumlah titik rawan banjir di Ibukota, dan dikendalikan oleh badan penanggulangan bencana daerah DKI Jakarta.
Sebelum rencana pengadaan enam set tambahan, sudah ada 15 perangkat serupa yang merupakan hibah dari Jepang tahun 2014.
Peringatan dini melalui sistem pelantang suara diberlakukan, setelah pemerintah Provinsi mengevaluasi peringatan dini bencana selama ini.
Anggaran enam set tambahan pelantang suara sistem peringatan banjir sebesar lebih dari 4 miliar rupiah ini, menuai sorotan.
Toa peringatan banjir dinilai tidak efektif, dan hanya menghamburkan APBD.
Teknologi sistem peringatan dini bencana, termasuk pelantang bencana di dalamnya, sudah diadopsi oleh banyak negara maju di dunia sejak lama.
Namun, mengingat skala banjir di ibukota dan wilayah sekitarnya, akan jauh lebih efektif jika mitigasi bencana dan pengendalian banjir menjadi fokus utama pembenahan.