Menurut hasil penyelidikan polisi, parit tempat balita Yusuf hanyut, berjarak sekitar 100 meter dari PAUD tempat Yusuf dititipkan. Parit tersebut juga dekat dengan jalan raya. Saat itu, kondisi hujan deras. Mungkinkah seorang balitaberjalan sendirian, di tengah hujan deras?
Salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan PAUD mengatakan, tidak menaruh curiga kepada siapapun, karena orang tua sering keluar-masuk untuk menjemput anak-anaknya. Kejanggalan lain, balita Yusuf ditemukan 4,5 kilometer dari lokasi PAUD. Paman balita Yusuf pun melakukan penyisiran aliran air parit dibantu oleh relawan GEMPAR (Gerakan Masyarakat Peduli Parit) Samarinda. Hasilnya,banyak sekali saringan air di sepanjang parit. Mungkinkah tubuh balita Yusuf lolos dari rintangan atau saringan yang berada di sepanjang parit, dimana sampah kecil saja tertahan? Pun, lokasi parit yang berada di pinggir jalan raya,pasti akan menarik perhatian, jika ada balita hanyut.
Akhirnya, jasad balita Yusuf ditemukan mengambang di aliran sungai. Adalah Ika, warga Jalan Pangeran Antasari, Samarinda, yang pertama menemukan balita Yusuf, tanpa kepala. Ika lalu melapor ke pihak berwajib, untuk kemudiandilakukan evakuasi dan identifikasi. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah balita Yusuf tercebur parit dan hanyut? Atau diculik, lalu dibunuh?