Penggusuran di Sunter Jaya, jadi ramai. Karena janji Anies Baswedan, saat kampanye tak menggusur warga. Janji diucapkan, saat Anies berkampanye, melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama di pemilihan Gubernur Dki Jakarta 2017. Salah satunya, saat bertemu warga di kawasan Jakarta Utara.
Janji ini yang ditagih warga Sunter. Lantaran warga Sunter yang digusur selain kehilangan hunian, juga hilang pekerjaan. Apalagi tak ada dialog dengan warga sebelum penggusuran.
Saat penggusuran dilakukan pemerintah kota Jakarta Utara, dengan mengajak polisi, bentrok tak terhindarkan. Warga bertahan untuk membela tempatnya, agar tak digusur, berhadapan dengan ribuan aparat.
Pakar tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, punya pandangan, bahwa langkah anies sudah tepat.
Normalisasi saluran air, di wilayah Jakarta penting. supaya sunter tak lagi banjir. Pemukiman warga ditata agar tak melanggar tata kota. 18 November, batas waktu warga meninggalkan hunian, diberikan pemerintah kota Jakarta Utara, telah lewat.
Warga bertahan di tempatnya, meski dengan hunian seadanya, di tengah sisa puing penggusuran. Pemerintah kota Jakarta Utara, masih mencoba berdialog. Memindahkan warga ke rumah susun marunda, dengan tetap membayar sewa hunian rusun.