TRIBUN-VIDEO.COM - Free Fire merupakan film aksi Amerika yang tayang di Indonesia pada 5 Mei 2017.
Film ini disutradarai oleh Ben Wheatley dengan naskah yang juga ditulis oleh Ben Wheatley bersama Amy Jump.
Beberapa kritikus film menyebut bahwa film berdurasi 85 menit ini sebagai film Quentin Tarantino wannabe.
Pasalnya, beberapa adegan dalam film Free Fire memiliki beberapa kesamaan dengan film Reservoir Dogs tahun 1992 arahan Tarantino.
Keduanya sama-sama film aksi dnegan bumbu humor yang cerdas dan diselipkan banyak kata-kata kasar.
Film yang didistribusikan oleh studio A24 ini dibintangi oleh aktris peraih Oscar Brie Larson bersama Enzo Cilenti, Sam Riley, Michael Smiley, dan Cillian Murphy.
Situs Rotten Tomatoes memberikan skor sebanyak 69 persen, sedangkan IMDb memberikan nilai sebanyak 6,4 dari 10.
Proses produksi film Free Fire diperkirakan menghabiskan dana sebesar 6,8 juta dolar AS.
Untuk pendapatan box office yang diperoleh dari penayangan domestiknya di Amerika sebanyak 1,7 juta dolar AS.
Sementara itu, penghasilan dari penayangannya secara internasional mencapai 3,7 juta dolar AS.
Sinopsis
Berlatar tahun 1978, Stevo dan Bernie berkendara menuju gudang tua di Boston untuk mengambil bagian mereka dalam jual beli senjata.
Di sepanjang jalan, Stevo menggerutu lantaran dipukuli oleh sepupu dari wanita yang ia ganggu.
Mereka pun akhirnya tiba di gudang tua yang dimaksud.
Kemudian keduanya bertemu dengan dua perantara yang terlibat dalam kesepakatan itu, yaitu Justine dan Ord.
Justine dan Ord diketahui memimpin kelompok gudang tersebut.
Mereka pun membawa Stevo dan Bernie untuk mengenalkan pada agen senjata utama bernama Vernon.
Vernon memiliki tiga rekan yang membantunya, yaitu Martin, Harry, dan Gordon.
Transaksi jual beli berjalan lancar hingga Stevo bertemu dengan Harry.
Ternyata Harry adalah pria yang memukulinya tempo hari.
Konflik antara Stevo dan Harry pun dimulai.
Harry yang masih menyimpan rasa kesal pada ulah Stevo tempo hari membuatnya mengamuk dan terjadilah pertengkaran.
Para anggota lain berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak namun gagal.
Ego masing-masing justru membuat keadaan semakin parah dengan terjadinya baku tembak menggunakan senjata-senjata di gudang tersebut.
Baku tembak ini akhirnya melebar menjadi pertarungan antar kelompok.
Semua orang dalam gudang berusaha menyelamatkan diri dan mengambil sejumlah uang yang ada dalam koper.
Uang yang rencananya akan digunakan untuk transaksi pembelian senjata yang telah disiapkan oleh kelompok Vernon berujung menjadi rebutan sejumlah pihak.