Kota Banjarmasin, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan di Pulau Kalimantan, Indonesia

2019-09-30 2,650

TRIBUN-VIDEO.COM - Banjarmasin adalah ibu kota provinsi Kalimantan Selatan di pulau Kalimantan, Indonesia.

Luas Kota Banjarmasin adalah sebesar 98,46 kilometer persegi atau sekitar 0,26% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Kota Banjarmasin terdiri dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan dan terletak pada 3°15′ sampai 3°22′ Lintang Selatan dan 114°32′ Bujur Timur.

Karena memiliki banyak anak sungai, Kota Banjarmasin dijuluki Kota Seribu Sungai.

Selain itu Kota Banjarmasin juga terkenal sebagai kota niaga dan kota penghasil jenis-jenis permata.

Terletak di dekat muara Sungai Barito, pusat Kota Banjarmasin dibelah dua oleh Sungai Martapura.

Suku asli yang terdapat di kota Banjarmasin bernama Suku Banjar.

Beberapa suku lain yang juga menghuni Banjarmasin seperti Suku Jawa, Suku Madura, Suku Bukit, Suku Bugis, Suku Sunda, Suku Bakumpai, Suku Bandar, dan lain-lain.

Sejarah

Pada zaman Belanda, Banjarmasin menjadi pelabuhan masuk dan keluar bagi seluruh daerah aliran Sungai Barito dan merupakan pelabuhan transit untuk kapal-kapal yang datang dari Singapura dan Jawa, ke pantai timur Kalimantan.

Kawasan Banjarmasin awalnya sebuah perkampungan bernama "Banjarmasih" (terletak di Bagian utara Banjarmasin).

Tahun 1606 pertama kali VOC-Belanda mengunjungi Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin.

Tahun 1812 Inggris menduduki Banjarmasin dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817.

Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar yang berkedudukan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.

Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibukota Divisi Selatan dan Timur Borneo.

Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda.

Tahun 1938, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibukota Gouvernemen Borneo.

Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin, kemudian dibentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.

Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin.

Tanggal 1 Juli 1946 H J van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1966) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatera, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur).

Namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.

Tahun 1946 Banjarmasin sebagai ibukota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat.

Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.

Etimologi

Asal mula nama Kota Banjarmasin berasal dari sejarah panjang Kota Banjarmasin.

Pada saat itu dikenal nama Istilah Banjarmasih.

Sebutan ini diambil dari nama salah seorang Patih yang sangat berjasa dalam pendirian Kerajaan Banjar, yaitu Patih Masih, yang berasal dari Desa Oloh Masih yang dalam bahasa Ngaju berarti orang Melayu atau Kampung Orang Melayu.

Desa Oloh Masih inilah yang kemudian menjadi Kampung Banjarmasih.

Patih Masih bersama dengan beberapa Patih lainnya sepakat mengangkat Pangeran Samudera menjadi Raja.

Pangeran Semudera ini adalah seorang Putera Kerajaan Daha yang terbuang dan mengasingkan diri di desa Oloh Masih.

Sejak itu terbentuklah kesultanan Banjar.

Pangeran Samudera kemudian menaklukkan Muara Bahan dan kerajaan kecil lainnya serta jalur-jalur sungai sebagai pusat perdagangan pada waktu itu.

Sampai dengan tahun 1664 surat-surat dari Belanda ke Indonesia untuk kerajaan Banjarmasin masih menyebut Kerajaan Banjarmasin dalam ucapan Belanda “Bandzermash”.

Setelah tahun 1664 sebutan itu berubah menjadi Bandjarmassin, dan pertengahan abad 19, sejak jaman jepang kembali disebut Bandjarmasin atau dalam ejaan baru bahas Indonesia menjadi Banjarmasin.

Nama lain kota Banjarmasin adalah Kota Tatas diambil dari nama Pulau Tatas yaitu delta yang membentuk wilayah kecamatan Banjarmasin Barat dan sebagian Banjarmasin Tengah yang dahulu sebagai pusat pemerintahan Residen Belanda.

Free Traffic Exchange