Situasi Sudah Terkendali, Berikut 7 Fakta Terkait Kerusuhan di Fakfak Papua Barat

2019-09-30 1,543

TRIBUN-VIDEO.COM - Setelah terjadi pembakaran di Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019), saat ini situasi sudah terkendali.

Mengutip dari Kompas.com, Mohammad Lakotani, Wakil Gubernur Papua Barat, mengatakan situasi di Fakfak sudah dikendalikan aparat.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Fakfak dengan pembakaran salah satu pasar.

"Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni," kata Lakotani, dikutip dari Tribun Papua.

Berikut Tribunnewswiki.com himpun fakta-fakta kerusuhan di Fakfak, Rabu (21/8/2019) dari Kompas.com.

1. Imbas konsentrasi massa sejak Selasa malam

Menurut Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, kerusuhan di Fakfak disebabkan oleh adanya konsentrasi massa sejak Selasa (20/8/2019) malam.

Kerusuhan tersebut berada di dua titik.

Lakotani juga menambahkan penyebab kerusuhan di Fakfak ialah lanjutan aksi protes atas rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

2. Ada Karnaval Kemerdekaan Sebelum Terjadi Kerusuhan

Sebelum kerusuhan pecah, selama dua hari masyarakat Fakfak, Papua Barat menggelar karnaval kemerdekaan di Jalan Baru Kota Fakfak.

"Senin itu karnaval kemerdekaan untuk anak sekolah, lalu Selasa kemarin karnaval umum. Masyarakat banyak yang nonton. Saya juga ikut nonton," kata Sadidah, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/8/2019).

Setelah karnaval umum selesai, massa mulai gelar aksi demo dengan membakar ban dan pembatas jalan.

"Tadi pagi massa berdatangan dari sebelah timur dan kemudian mereka mulai membakar lapak, kios, dan juga kantor termasuk kantor lembaga adat," jelas Sadidah.

3. Pasar Thumburuni dan Kantor Dewan Adat dibakar

Sementara itu, terjadi aksi pembakaran di Pasar Thumburuni.

Hal tersebut berdasarkan informasi yang diunggah di sejumlah media sosial, satu diantaranya akun Instagram @makassar_jobb.

Tampak bangunan pasar terbakar di sisi samping dan terlihat kepulan asap hitam menebal.

4. Polri tambah pasukan keamanan

Sebagai langkah antisipasi, Kapolda Papua Barat, menambah pasukan pengamanan di wilayah tersebut.

"Kapolda Papua Barat tentunya mengambil langkah secara cepat, mungkin dari Manokwari, atau yang baru tiba dari Kaltim agar segera dipertebal di Fakfak," kata Muhammad Iqbal, dikutip dari Kompas.com.

Sejauh ini, Polri telah menambahkan personel sebanyak 12 satuan setingkat kompi (SSK) atau 1.200 orang, yang didatangkan dari polda terdekat.

Mereka juga didatangkan untuk mengamankan sejumlah titik demonstrasi sebelumnya yaitu Sorong dan Manokwari.

5. Kemenkominfo Batasi Akses Internet di Fakfak

Kemenkominfo melakukan koordinasi untuk memperlambat akses internet di Fakfak, Papua Barat.

Dikutip dari Kompas.com, Ferdinandus Setu, Pelaksana Tugas Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika menerima permintaan dari Kepolisian RI.

"Betul sekali, jam 9 tadi atas permintaan Polri, ada perlambatan akses internet di Fakfak," kata Nando.

Hal ini dilakukan untuk mencegah aksi massa dan penyebaran hoaks yang meluas.

"Polri meminta kepada Pak Menteri, kemudian perintah tim kami untuk pelambatan seluruh operator seluler yang berfungsi di sana. Biasanya sampai sore atau malam," ungkap Nando, dikutip dari Kompas.com.

Kemenkominfo juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang masih diragukan.

Free Traffic Exchange