TRIBUN-VIDEO.COM – Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) sebuah drama komedi satir yang dapat menampar siapapun yang menontonnya.
Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) mengangkat permasalahan dasar bangsa ini dengan mengedepankan konflik batin yang terjadi, yaitu pendidikan dan kemiskinan.
Berbagai dilema tentang benar-salah, boleh-tidak boleh dan halal-haram diramu lewat jahitan adegan demi adegan dalam film ini.
Film yang digarap oleh Deddy Mizwar ini menyajikan pesan-pesan moral yang dibungkus dengan komedi santai.
Dengan menggunakan naskah yang sederhana, film ini juga memuat anekdot-anekdot politis yang tak berlebihan.
Menceritakan tentang seorang sarjana S1 yang sulit mendapatkan pekerjaan, film ini diperankan oleh Reza Rahadian, Asrul Dahlan, juga Tika Bravani.
Beberapa pemeran anak-anak pencopet beberapa diantaranya benar-benar diperankan oleh anak-anak jalanan.
Film ini pernah diputar di Lisbon, Portugal dalam acara Ciclo de Cinema dos Países MIKTA 2018 yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Portugal.
Di samping itu, Alangkah Lucunya (Negeri Ini) juga sempat lolos dalam seleksi awal dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik Academy Awards 2011.
Sinopsis
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) mengisahkan mengenai Muluk (Reza Rahadian), seorang pemuda yang setelah dua tahun diwisuda menjadi seorang sarjana, masih belum menemukan pekerjaan yang tepat untuknya.
Untungnya, ia tak pernah patah semangat.
Ia selalu mendapat dukungan dari sang ayah, Pak Makbul (Deddy Mizwar), serta sang kekasih, Rahma (Sonia).
Suatu ketika, Muluk berkenalan dengan Komet (Angga), seorang pencopet cilik yang dijumpainya di pasar.
Oleh Komet, Muluk kemudian dikenalkan dengan Jarot (Tio Pakusadewo), pimpinan dari sekelompok pencopet anak-anak yang seringkali beraksi di masyarakat.
Atas pertemuan ini, Muluk kemudian menawarkan sebuah kerjasama pada Jarot.
Ia akan melakukan sistem manajemen terhadap setiap penghasilan yang didapat dari setiap pencopet di setiap harinya.
Muluk beralasan, dengan cara ini, maka sedikit demi sedikit, uang tersebut akan terkumpul dan para pencopet cilik tersebut nantinya dapat membuka sebuah usaha dan tak perlu lagi mencopet.
Dengan mengenakan biaya 10% dari hasil setiap mencopet akan diberikan pada Muluk, Jarot pun setuju menjalani kerjasama tersebut.
Walau mendapat tentangan dari beberapa orang pada awalnya, hubungan Muluk dengan para pencopet cilik tersebut bertambah justru lama-kelamaan malah bertambah dekat.
Tidak hanya menjadi manajer uang yang keluar masuk, Muluk kemudian mengajak dua orang temannya, Pipit (Ratu Tika Bravani) dan Samsul (Asrul Dahlan), untuk mengajarkan anak-anak tersebut ilmu kewarganegaraan serta ilmu agama.
Hasilnya, kini anak-anak pencopet tersebut telah menjadi orang yang 'berpendidikan', baik secara sosial maupun relijius.
Namun, apakah pendidikan mampu membuat mereka untuk berhenti dari mencopet?