Profil Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

2019-09-30 2

TRIBUN-VIDEO.COM - Yos Sudarso adalah pahlawan nasional Indonesia yang gugur di Laut Aru karena mengorbankan dirinya dalam perjuangan pengembalian Irian Barat ke Indonesia.

Lahir pada 24 November 1925 di Salatiga, Yos Sudarso bernama asli Yosaphat Soedarso.

Yos Sudarso sudah bercita-cita menjadi prajurit sejak kecil, terutama karena ayahnya adalah seorang polisi.

Sayangnya kedua orang tua menginginkan Yos Sudarso menjadi guru.

Karena peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, Yos Sudarso berkesempatan untuk mengejar cita-citanya.

Karier Yos Sudarso dalam dunia militer berjalan dengan mulus.

Pada masa kampanye Trikora, Yos Sudarso gugur dalam peristiwa pertempuran Laut Aru di atas KRI Macan Tutul.

Masa Kecil

Yos Sudarso lahir pada 24 November 1925 di kota Salatiga, Jawa Tengah.

Yos Sudarso adalah anak kedua dari tiga bersaudara, namun kakak laki-lakinya, Suwarno meninggal pada usia empat tahun.

Adiknya bernama Soedargo dan hanya terpaut dua tahun dari Yos Sudarso.

Sang ayah adalah seorang polisi, bernama Sukarno Darmoprawiro.

Dan sang ibu bernama Mariyam.

Yos Sudarso menyelesaikan pendidikannya di HIS dan melanjutkan ke sekolah guru di Muntilan.

Namun saat Jepang dan menguasai Indonesia, sekolah itu ditutup.

Yos Sudarso kemudian masuk ke Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan merupakan salah satu murid lulusan terbaik.

Pendidikan sekolah Pelayaran Tinggi itu memang bercorak militer, karena dimaksudkan untuk membantu Jepang dalam peperangan.

Setelah lulus, Yos Sudarso dipekerjakan sebagai mualim di kapal Goo Usamu Butai.

Badan Keamanan Rakyat

Saat Indonesia resmi merdeka, Yos Sudarso bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (nantinya menjadi TNI) Laut.

Yos Sudarso mengikuti misi atau operasi militer untuk memadamkan pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah.

Pada 1950, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Yos Sudarso diangkat sebagai komandan kapal di KRI Alu, lalu ke KRI Gajah Mada, KRI Rajawali hingga ke KRI Pattimura.

Di umur 21 tahun, Yos Sudarso sudah melakukan ekspedisi maritim ke daerah-daerah di Indonesia terutama Maluku.

Saat itu kapal-kapal patroli Belanda sudah berkeliaran di lautan Nusantara.

Yos Sudarso pernah ditahan di Ambon dan Ujung Pandang oleh Belanda namun dibebaskan berkat Perjanjian Linggarjati.

Selama Agresi Militer Belanda kedua (1948), Yos Sudarso bergerilya di sekitar Yogyakarta, kemudian bersama seluruh Staf MBAL (Markas besar Angkatan Laut), ia menyingkir keluar kota.

Tahun 1958, ia pernah menjabat hakim pengadilan tentara walaupun cuma sekitar 4 bulan.

Free Traffic Exchange