Kerta Gosa, Tempat Wisata di Kompleks Bangunan Keraton Semarapura yang Dibangun Tahun 1686

2019-09-30 44

TRIBUN-VIDEO.COM - Kerta Gosa merupakan bagian dari komplek bangunan Keraton Semarapura (1686-1908)

Kerta Gosa tetap difungsikan pada masa kekuasaan kolonial Belanda (1908-1942).

Bangunan Kerta Gosa sudah ada sejak tahun 1700 Masehi.

Tahun ini dapat diketahui berdasarkan angka tahun Candra Cengkala yang terdapat di atas pintu masuk kompleks Kerta Gosa.

Candra Cengkala berupa Cakra, Yuyu, Paksi-paksi, yang bernilai 1661 Saka atau sekitar 1700 Masehi.

Konon nama Kerta Gosa diberikan oleh Raja Dewa Agung Jambe sendiri.

Kerta Gosa berasal dari bahasa Sansekerta.

Kerta Gosa terdiri dari dua kata, yaitu Kerta (Kertha) dan Gosa.

Kertha atau Kerta berarti baik, luhur, aman, tentram, bahagia, dan sejahtera.

Gosa (berasal dari kata Gosita) berarti dipanggil, diumumkan, dan disiarkan.

Jadi Kerta Gosa dapat diartikan sebagai tempat untuk mengumumkan hal yang baik atau hal-hal untuk mencapai ketentraman dan kesejahteraan.

Selain itu, Kerta Gosa juga diartikan sebagai tempat raja untuk mengadakan musyawarah, berkenaan dengan ketentraman dan kesejahteraan bagi kerajaan (meliputi bidang keamanan dan peradilan).

Makna bangunan Kerta Gosa tidak terlepas kaitannya dengan istana kerajaan.

Hal tersebut mencangkup unsur-unsur tempat rekreasi, kegembiraan, kemewahan.

Selain itu, Kerta Gosa juga mewakili unsur seni yang monumental dari suatu kerajaan.

Kerta Gosa difungsikan sebagai bangunan untuk sidang pengadilan, sejak zaman kerajaan hingga masa kolonial.

Oleh karena itu, Kerta Gosa memberikan gambaran tentang proses peradilan di masa lalu.

Pada masa kolonial, sistem peradilan yang digunakan masih sama dengan sistem peradilan adat yang diterapkan di Kerta Gosa.

Kerta Gosa, sebagai tempat berlangsungnya peradilan terbuka, mencerminkan adanya kearifan lokal di bidang nilai keadilan dan keterbukaan sistem hukum.