TOP 3 News 30 Agustus 2019; Papua Berangsur Normal, Tokoh Papua diundang KSP, Nelayan Wakatobi Demo

2019-08-30 1,296

Berikut rangkuman 3 berita pilihan Kompas TV dalam TOP 3 NEWS:



1. Pasca tindakan anarkistis dalam unjuk rasa massa menolak rasisme, kondisi ota Abepura mulai berangsur normal. Namun sejumlah toko dan perkantoran masih tutup. Sepanjang jalan utama dari Waena menuju Abepura hingga Kotaraja pun lengang. hanya sejumlah warga tampak memantau situasi di Abepura.

Sebelumnya, Distrik Abepura menjadi titik kumpul massa sebelum melakukan aksi jalan kaki menuju kantor Gubernur Papua.

Untuk menjaga situasi di Kota Jayapura tetap aman dan damai, sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Jayapura, Papua, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang dapat menimbulkan bentrokan antar warga di Kota Jayapura, Papua. Tokoh adat Kota Jayapura, Cristomus Wamuar, meminta warga tidak terlibat aksi anarkistis dengan merusak fasilitas di Kota Jayapura.



2. Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan mengundang sejumlah tokoh Papua untuk berdiskusi terkait unjuk rasa di Papua.

Pemerintah mengundang tokoh muda dan tokoh senior Papua untuk berdiskusi terkait penyelesaian masalah di Papua. Dalam pertemuan ini, pemerintah dan tokoh Papua sepakat menyelesaikan masalah Papua dengan cara berdialog tanpa aksi massa dan tindakan represif dari polisi ataupun TNI.



Sejumlah tokoh dan perwakilan dari Papua mendatangi Kantor Staf Presiden. Salah satu tokoh perwakilan Papua yang juga mantan wakil Gubernur Papua Barat, Irene Manibuy, meminta pemerintah memberikan perhatian khusus untuk Papua.

Irene Manibuy meminta pemerintah menyelesaikan unjuk rasa di Papua dengan cara berdialog.

Kepala badan siber dan sandi negara Hinsa Siburian mengingatkan masyarakat di papua untuk tidak mudah terpengaruh berita bohong atau hoaks, termasuk berita hoaks yang berasal dari pemberitaan media asing.



3. Unjuk rasa nelayan Desa Sombu dan Waha Raya di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara berakhir ricuh. Kericuhan terjadi di depan halaman kantor Bupati Wakatobi dan di dalam ruangan rapat DPRD.

Polisi berusaha mengamankan peserta aksi ketika massa ingin membakar ban saat unjuk rasa berlangsung. Massa yang merupakan nelayan di Desa Wombu dan Waha Raya ini menuntut agar kapal pelingkar yang biasa beroperasi dapat meninggalkan perairan Wakatobi. Tak hanya di bagian luar, kericuhan juga terjadi hingga masuk ke dalam gedung DPRD Wakatobi saat nelayan sedang berdialog dengan anggota dewan.

Beberapa peserta aksi mengaku marah lantaran sikap anggota DPRD yang dianggap tidak berpihak dengan nelayan. Untuk mengamankan situasi, petugas kepolisian dari polres Wakatobi mengeluarkan pengunjuk rasa dari gedung DPRD.

Peserta aksi menyuarakan aspirasi agar anggota dewan dapat mendorong pembentukan satgas agar kapal pelingkar yang diklaim telah mengeksploitasi ikan secara besar dikeluarkan dari Wakatobi.