Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini tengah menjadi perhatian. Pasalnya dalam kunjungan studi banding sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta ke Surabaya bulan lalu, anggota DPRD DKI dari Fraksi NasDem Bestari Barus melempar ide memboyong Risma ke ibukota. Hal ini terkait keberhasilan Risma dalam pengelolaan sampah di Surabaya dengan anggaran yang sangat jauh lebih kecil dibanding anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Surabaya Rp 30 Miliar, sementara Jakarta Rp 3,7 Triliun. Luas kota Jakarta sekitar 2 kali kota Surabaya.
Namun pernyataan ini lantas memicu ketegangan setelah salah satu anggota Tim Gubernur DKI Jakarta Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Marco Kusumawijaya seolah mengapresiasi ide tersebut bukan sebagai pemimpin daerah, melainkan menjadikan Risma sebagai Kepala Dinas "Persampahan" DKI Jakarta.
Tak henti disini, sepekan setelahnya dalam kongres PDIP di Bali, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengangkat Risma menjadi pengurus pusat partai berlambang banteng tersebut. Hal ini seakan menyiratkan adanya makna atas pengangkatan Risma sebagai pengurus pusat PDI-P mengingat masa kepemimpinan Risma di Kota Surabaya hampir usai? Benarkah Risma disiapkan PDI-P untuk melangkah dalam karir politik yang lebih besar?
Jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono berkunjung ke Surabaya secara eksklusif mengikuti kegiatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan menanyakan langsung apa langkah kedepan Risma setelah masa jabatannya selesai.