Serunya Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta

2019-08-19 2



Gunungan sesaji berisi ragam hasil bumi diperebutkan warga dan wisatawan dalam tradisi Grebeg Besar yang digelar Keraton Yogyakarta, Senin (12/08). Grebeg Besar adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan Keraton Yogyakarta untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Tujuh gunungan sesaji sebagai ciri khas tradisi Grebeg Besar, disebar Keraton Yogyakarya di 3 lokasi yang berbeda. Ketiganya yaitu di depan Masjid Gede Yogyakarta di mana lima gunungan sesaji yang baru saja usai didoakan oleh takmir masjid ludes diperebutkan warga dan wisatawan hanya dalam hitungan menit.

Selain di depan Masjid Gede, gunungan sesaji berisi ragam hasil bumi ini juga diperebutkan warga dan wisatawan yang berkumpul di depan Puro Pakualaman dan kantor Kepatihan Yogyakarta. Di dua lokasi itu, Keraton Yogyakarta mempersembahkan masing-masing satu buah gunungan sesaji.

Tradisi Grebeg Besar pertama kali digelar oleh raja Keraton Yogyakarta pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono pertama, tahun 1725 Masehi. Tradisi yang digelar untuk memperingati Hari Raya Idul Adha ini adalah simbolisasi padunya budaya jawa dan ajaran islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Yogyakarta.

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan secara nasional di lingkungan Keraton Yogyakarta, Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Senin, 12 Agustus 2019. Penentuan Hari Raya Idul Adha di lingkungan Keraton Yogyakarta ini merujuk pada penanggalan buatan Sultan Agung.

Selain Grebeg Besar, setiap tahunnya Keraton Yogyakarta juga menggelar tradisi Grebeg Syawal dan Grebeg Mulud, pada Hari Raya Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad SAW.