Dua Siswi SMA Ciptakan Kertas Ramah Lingkungan

2019-08-14 778

Prihatin pada maraknya penebangan pohon, melecut semangat dua siswi SMA di Sulawesi Utara menciptakan kertas ramah lingkungan. Kertas berbahan dasar sabut kelapa ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya

tidak mudah robek dan bisa didaur ulang.

Friginia Oey dan Sabbathiiny Rumampuk adalah dua siswi SMA Unklab

Kabupaten Minahasa Utara, yang menciptakan kertas alternatif ramah

lingkungan.

Berawal dari kepedulian terhadap lingkungan, kedua sahabat ini

berupaya mencari solusi mengurangi penebangan pohon, yang menjadi bahan baku utama kertas.

Semangat yang tetap menyala, kedua siswi kelas 12 ini melakukan puluhan kali

eksperimen, hingga memakan waktu berbulan-bulan. Ketekunan dan jerih payah itu akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya formula yang tepat untuk pembuatan kertas ramah lingkungan.

Keduanya menggunakan sabut kepala, tepung tapioca, dan cat pelapis

sebagai bahan baku kertas ramah lingkungan. Proses awal pembuatan

tiap helai kertas memakan waktu sekira 15 menit mulai dari tahap

pengolahan bahan hingga kemudian dimasak menggunakan kompor.



Bahan yang sudah dimasak kemudian dituang ke dalam wadah untuk proses pencetakan dan dikeringkan selama semalaman. Satu buah kelapa bisa memproduksi hingga 2 ribu helai kertas. Keunggulan kertas buatan dua siswa ini adalah tidak mudah robek, bisa didaur ulang dan anti air.

Kertas ramah lingkungan ini sudah dipraktikkan untuk pembuatan tempat

tissue, taplak meja, dan berbagai aksesoris rumah tangga lainnya.

Hasil karya ini juga mengantarkan keduanya meraih juara 1 lomba

parade cinta tanah air tingkat sma se-Sulawesi Utara.

Selain akan mengikuti lomba serupa tingkat nasional, Friginia dan

Sabbathiny kini juga disibukkan untuk mengurus hak paten atas produk

yang mereka ciptakan.

Keduanya berharap kertas ramah lingkungan bisa menjadi solusi untuk

mengurangi penebangan pohon yang berimbas pada rusaknya hutan

Indonesia.