AYAM GEPREK — Semua berawal di Yogyakarta, di warung milik ibu Rumaniah, wanita berusia 57 tahun. Awalnya bu rum menjual lotek, soto, dan makanan lain pada tahun 2003 kemudian ia menambah menunya dengan menjual ayam krispi.
Suatu hari, salah satu pelanggannya yang merupakan mahasiswa asal kudus, meminta ayam krispinya diberi aneka sambal dan dicampur dengan diulek bersama. Tidak disangka, kreasi ini banyak disukai oleh pelanggannya, mulai dari mahasiswa, pegawai kantoran, sampai wisatawan.
Awalnya banyak yang menyebutnya sebagai ayam gejrot, ayam ulek, sampai akhirnya Bu Rum memberi nama Ayam Geprek.
Karena warung ayam geprek bu rum laku keras, penjual-penjual lain mengikuti jejaknya. Dan sekarang, sepanjang jalan di warung bu rum berada terdapat warung ayam geprek lain berjejer, hingga disebut kawasan ayam geprek
Warung makan ayam geprek bu rum sendiri sudah memiliki 6 cabang yang tersebar di kawasan jogja lainnya. Saat ini bu rum dibantu 23 pegawai dan anak-anaknya untuk mengelola bisnisnya.