Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUN-VIDEO.COM - Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang melimpah dan tersebar dari sabang hingga merauke, satu diantaranya kuliner tradisional yang fenomenal dan akrab bagi masyarakat adalah kerak telor.
Ya, kerak telor merupakan penganan khas Betawi dan biasa disajikan menggunakan taburan serundeng.
Di Jakarta, anda bisa melihat penjual kerak telor tersebar di sejumlah tempat, tidak hanya di Kota Tua saja, namun juga di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Seperti yang dilakukan Tribunnews saat hendak menyambangi event Jakarta Fair Kemayoran (JFK), pada Minggu (16/6/2019).
Menariknya, tidak hanya di dalam lingkungan JFK saja, para penjual kerak telor terlihat di berbagai sudut jalan sepanjang kawasan Kemayoran.
Tribunnews pun mencoba membeli kerak telor yang dijual di tepi jalan, tepatnya di dekat pintu masuk kawasan JFK.
Qodir (58), seorang penjual kerak telor yang telah bertahun-tahun berjualan di kawasan itu tiap momen JFK, mengaku tiap tahun selalu berjualan di tempat tersebut dan membayar Rp 500 ribu untuk sewa per bulannya.
Ia pun menjelaskan bahwa dirinya adalah laki-laki asli Garut, Jawa Barat, bukan asli keturunan Betawi.
"Tiap tahun sewa di sini saya Rp 500 ribu tiap bulan, saya juga bukan orang Betawi, orang Garut tapi jualannya kerak telor," kata Qodir, kepada Tribunnews, di kawasan Kemayoran.
Dalam menjual kerak telor, dari daerah asalnya, ia sudah terlebih dahulu membuat serundeng yang bisa awet jika dikemas secara benar.
Menurutnya, serundeng yang ia buat sendiri bersama teman-temannya, para penjual kerak telor yang juga asli Garut, berbeda dengan serundeng yang ada di sini.
"Bapak mah bawa sendiri serundeng dari Garut, sama temen-temen ini bikinnya, beda lah ada bumbu rahasianya," jelas Qodir sambil tertawa.
Ia memang biasa berjualan membentuk barisan di sepanjang Jalan Benyamin Sueb bersama 'rekan-rekan Garutnya'.
Lapak mereka pun diberi jarak hingga mencapai panjang seukuran mobil.
Uniknya, jika ada yang membeli kerak telor dalam jumlah banyak, mereka akan berbagi pesanan.
Sehingga semua penjual kerak telor yang berasal dari satu kampung itu tidak ada yang pulang dengan tangan hampa.
"Kalau ada yang beli banyak tuh ya, saya bagi-bagi pesanannya, yang penting sama-sama dapat gitu," papar Qodir.
Untuk seporsi kerak telor ayam, ia membanderol harga sebesar Rp 20 ribu, sedangkan untuk kerak telor bebek seharga Rp 25 ribu.