Laporan Wartawam Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menilai Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tak paham sejarah kemerdekaan Indonesia.
Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Hendropriyono yang menyebut WNI keturunan Arab tak menjadi provokator revolusi sipil.
Padahal, kata Hidayat, warga keturunan Arab memiliki banyak jasa untuk bangsa Indonesia.
"Bung Karno mengajarkan kepada kita tentang Jas Merah, jangan sekali sekali melupakan sejarah. Kalau sejarah kita pakai sebagai rujukan maka keturunan Arab itu jasanya untuk orang Indonesia sangat banyak," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2019).
Ia menerangkan sedikit bagaimana peran warga keturunan Arab berjasa bagi proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Ia menyebut rumah yang dipakai Bung Karno di Jalan Pegangsaan no 56 untuk membacakan naskah proklamasi adalah milik seorang keturunan Arab.
"Termasuk juga orang sekarang pada akhirnya tahu bahwa proklamasi kemerdekaan itu ternyata dilakukan di rumah milik seorang keturunan orang Arab, Faradj bin Said Awad Martak. Itulah fakta hukumnya," terangnya.
Selain itu, Hidayat menilai pernyataan Hendropriyono berpotensi memecah belah bangsa.
Untuk itu, ia meminta semua pihak terutama elite politik agar berhati-hati memberikan pernyataan.
"Saya setuju bahwa kita harus menghadirkan yang damai, solutif, makanya jangan provokasi karena provokasi semacam itu akan menghasilkan situasi yang tidak kondusif untuk perdamaian," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono meminta kepada Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan agar tak memprovokasi masyarakat pascapemilu 2019.
Hendro menyebut, budaya masyarakat Indonesia sangat menghormati pemimpinnya.
Sehingga, WNI keturunan diharapkan tak memprovokasi usai gelaran Pemilu.
"Saya ingin memperingatkan bangsa indonesia, WNI keturunan Arab supaya sebagai elit yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat," kata Hendropriyono di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Hendro juga memastikan, ucapannya itu tak memiliki maksud apapun apalagi bernuansa SARA dan unsur sentimen terhadap suatu golongan.
Ia hanya khawatir, masyarakat di lapisan bawah terprovokasi akibat ujaran dan perkataan tokoh WNI keturunan yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Terlebih, ajakan untuk melawan pemerintah dengan cara aksi-aksi di jalanan.
"Masyarakat keturunan arab WNI tahu lah posisinya yang dimuliakan oleh masyatakat kita. Dengan dimulaikanlah, dia itu dalam posisi yang mengayomi masyarakat. Jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai, apapun namanya kedaulatan rakyat, tapi itu dijalanan dan tidak disiplin," ucap Hendropriyono.
Mantan Ketua Umum PKPI ini kemudian meminta kepada masyarakat agar tak terprovokasi terhadap ujaran dan perkataan para tokoh WNI ket