Bus produksi Indonesia akhirnya semakin banyak masuk ke pasar non tradisional. Setelah Fiji dan Timor Leste perusahaan karoseri CV Laksana mengekspor 4 bus ke Bangladesh. Kendaraan yang diekspor memiliki tingkat kandungan dalam negeri alias TKDN 45 persen sampai 50 persen. Bahan baku lainnya berupa chasis dan mesin masih di-impor dari Swedia dengan merek Scania.
Empat badan bus yang dikerjakan oleh CV Laksana ini memiliki nilai 200 ribu dollar Amerika Serikat. Menurut catatan pemerintah sebenarnya Bangladesh memesan lebih dari 1.000 bus. Tetapi komitmen ini masih akan dibahas lebih lanjut.
Mengutip data Kementerian Perdagangan misi ekspor ke Bangladesh mencatatkan transaksi 279 juta dolar Amerika Serikat di tahun 2018. Pasar Bangladesh memiliki potensi yang sangat besar sebagai tujuan ekspor.
#EksporBus #Laksana #Bangladesh