Mata Najwa: Perbedaan pendapat merupakan hal yang umum terjadi dan dijamin kebebasannya dalam UU negara. Namun ternyata di negara demokratis ini, perbedaan pendapat dan pandangan justru sulit diterima di sejumlah partai politik. Sejumlah anggota yang memilih untuk melawan arus, harus menghadapi resiko menerima sanksi.
Reformasi dalam partai politik pun seakan tak berbunyi. Sebagai pilar demokrasi, partai politik malah jadi sumber masalah. Kaderisasi tak berjalan, hanya mencari kawan yang sepaham, sementara idealism tak lagi diusung ke depan. Namun sikap para politikus pun harus ditelaah. Apakah keberpihakan mereka memang sungguh mengikuti hati nurani, mendengar suara rakyat dan idealisme atau hanya membungkus sikap pragmatis.
Mata Najwa mengundang politikus senior Lily Wahid yang pernah membuat gebrakan di PKB. Lily melawan kebijakan partai saat duduk di kursi DPR, menggugat kasus Century dan mengusung hak angket mafia pajak. Serta Yusuf Supendi yang terus mengkritisi ketidak-adilan elit partai yang didirikannya, PKS.
Dari jalur politik terkini, hadir pula sebagai narasumber politikus partai Demokrat, Ruhut Sitompul, politikus partai Gerindra, Harris Indra dan politikus partai Golkar, Nusron Wahid. Ketiganya menghadapi situasi yang berbeda-beda, meski sama-sama melawan arus kebijakan partainya dengan mendukung Jokowi. Pengamat politik, Yunarto Wijaya juga hadir untuk memberikan gambaran mengenai kondisi partai politik Indonesia saat ini.
Saksikan selengkapnya hanya di Mata Najwa, Rabu 3 September 2014 pukul 20:05 WIB di Metro TV.