SWISS — Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal mengatakan bahwa otak mungkin terkait dengan sindrom patah hati.
Juga dikenal sebagai sindrom takotsubo, patah hati sering disebabkan oleh syok biasanya setelah peristiwa stres atau emosional.
Sindrom ini memiliki gejala yang mirip dengan serangan jantung seperti sesak napas dan nyeri dada, menurut penelitian.
Studi selanjutnya menunjukkan bahwa peningkatan hormon stres dapat dikaitkan dengan sindrom patah hati.
Para peneliti mengamati pemindaian otak terhadap 15 pasien dengan patah hati dan menemukan penurunan konektivitas antara sistem limbik, yang memproses emosi, dan sistem saraf otonom yang mengontrol pernapasan dan detak jantung.
Dr Jelena Ghadri, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, dikutip oleh BBC mengatakan, "Emosi diproses di otak sehingga dapat dibayangkan bahwa penyakit ini berasal dari otak dengan pengaruh top-down pada jantung."
Menurut BBC, mungkin butuh berminggu-minggu, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan untuk otot jantung pulih dari sindrom tersebut.
SOURCES:BBC News, European Heart Journal, Science Daily
https://www.bbc.com/news/health-47440622
https://academic.oup.com/eurheartj/advance-article/doi/10.1093/eurheartj/ehz068/5366976
https://www.sciencedaily.com/releases/2019/03/190304195238.htm