Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUN-VIDEO.COM, MALUKU - Di sela-sela kunjungannya kerjaa ke Maluku, Selasa (19/2/2019) Ibu Negara Iriana berkenalan dengan Mama Barutressy. Siapa dia?
Mama Barutressy merupakan seorang pensiunan yang kini mengisi hari tuanya dengan menenun kain yang menjadi kebanggaan warga Maluku.
Pertemuan keduanya terjadi di Kantor Deskranada Maluku.
Ini diawali dari Iriana yang tertarik dengan aktivitas Mama Barutressy.
Disaat Iriana dan rombongan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) melihat-lihat hasil kerajinan, Mama Barutressy tetap asyik menenun.
Sampai pada akhirnya Iriana menyapa dan berbincang santai dengan Mama Barutressy, warga Benteng, Nusaniwe, Ambon tersebut.
Pada Iriana, Mama Barutressy menjelaskan proses penenunan menggunakan alat tradisional.
Mama Barutressy bercerita menenun sudah dilakoni oleh dirinya sejak kecil. Dulunya, masyarakat memintal sendiri benang dari kapas lalu mewarnainya dengan pewarna alami dari daun dan akar-akar kayu.
Kini karena jaman kian modern, dan kapas sulit didapat akhirnya banyak warga menenun menggunakan benang yang sudah jadi dan pewarna buatan yang banyak dijual di toko.
"Kalau dulu memang pakai kapas dipintal sendiri. Sekarang tanaman kapas sudah susah jadi kami pakai benang," kata Mama Barutressy.
Merespon itu, Iriana bercerita bahwa di Kebun Raya Bogor masih banyak pohon kapas. Jika memungkinkan, kapas tersebut bisa digunakan untuk menenun.
"Di Kebun Raya Bogor masih ada pohon kapas, mungkin bisa dipakai. Saya menghargai sekali hasil karya Mama. Ini harus terus dilestarikan," ungkap Iriana.
Pada Iriana, Mama Barutressy menyambut baik jika memang akan disediakan kapas. Dia siap menenun untuk Iriana sesuai dengan keinginan Iriana.
Mama Barutressy juga menambahkan cucunya kini sudah mahir menenun. Dia mengaku bakal menyemangati cucunya agar mau menenun melestarikan kekayaan Maluku.
Melihat proses tenun yang dilakoni oleh Mama Barutressy, Iriana tertarik dan membeli beberapa potong kain tenun karya Mama Barutressy.
Diketahui tenun asli Maluku ini terkenal sangat mahal. Ini karena proses pengerjaannya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menjadi potongan kain.