Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUN-VIDEO.COM, SERANG - Pernyataan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, tak dianggap sebagai serangan.
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menganggap Jokowi hanya melengkapi pernyataan Prabowo dalam sesi debat.
"Pak Jokowi meneruskan, yang dapat (tanah) banyak itu termasuk bapak (Prabowo). Gitu kan, jadi bukan menyerang," kata Ma'ruf di pondok pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten, Selasa (19/2/2019).
Ia melihat, Jokowi ingin membeberkan fakta dibalik pernyataan Prabowo, tentang penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh negara, sesuai UUD 1945 Pasal 33.
Sebab faktanya, banyak tanah dikuasai segelintir orang saja, termasuk mantan Danjen Kopassus itu.
"Nah, Pak Jokowi mengatakan di jaman saya itu tidak ada. Jadi itu sebenarnya merupakan suatu penegasan," imbuh Ma'ruf.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu yakin, tak ada niat buruk dari Jokowi saat menjelaskan hal tersebut.
Sebab petahana ingin prioritasnya, kinerjanya, untuk membagikan hak rakyat berupa sertifikat tanah, dinilai secara jernih oleh semua pihak.
Meski demikian, Ma'ruf mempersilahkan jika ada pihak yang tersakiti lalu melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Menurutnya, hal itu merupakan hak hukum di negara demokrasi seperti Indonesia.
"Ya saya kira kita serahkan kewenangan kepada Bawaslu ya yang menilai, cuman kalau bagi saya, itu kan bukan menyerang," tegas Ma'ruf.
Diketahui, Pernyataan Jokowi yang disoal yakni saat petahana mengungkap kepemilikan ratusan ribu hektare milik Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh.
"Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektare, juga di Aceh Tengah 120 ribu hektare. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan masa pemerintahan saya," kata Jokowi saat debat, Minggu (17/2/2019) malam. (*)