Soal Puisi Fadli Zon, Putri Gus Dur: Dia Punya Hak untuk Bikin Puisi Itu

2019-02-14 34

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berjudul "Doa yang Ditukar" menuai polemik. Banyak pihak menilai puisi tersebut telah menghina Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimun Zubair atau karib disapa Mbah Moen.

Sejumlah pihak seperti GP Ansor Banten, NU Jawa Barat dan MUI Kota Sukabumi melayangkan protesnya. Mereka meminta Fadli Zon minta maaf.

Tribunnews.com sempat meminta tanggapan Putri bungsu Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid saat ditemui selepas menghadiri sebuah diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).

Menanggapi puisi Fadli tersebut, Inayah enggan berkomentar. Dia tidak mau ikut terlibat dalam pusaran dua kubu, baik TKN dan BPN yang tengah berkompetisi di Pilpres 2019.

Inayah mengatakan, urusan membuat sebuah karya adalah hak dari seseorang. Soal puisi yang dibuat menuai polemik dan ketidaksukaan dari pihak tertentu adalah bagian dari konsekuensi yang harus diterima si pembuat.

"Saya gini, saya nggak mau berhubungan antara dua kubu itulah, sak karep-karepmu. Gini, dia punya hak untuk bikin puisi itu. Perkara ada yang tersinggung atau nggak, ya dia mesti terima juga," kata Inayah.

Lebih lanjut, soal adanya tuntutan elemen masyarakat yang meminta Fadli minta maaf, Inayah enggan mengomentarinya. Pasalnya dia khawatir, apa yang dirinya ucapkan bakal menjadi bahan untuk dipermainkan salah satu kubu.

"Kalau soal itu saya nggak mau jawab, saya nggak mau. Saya nggak mau komen tentang kubu-kubuan itu. Karena apapun yang saya komen, itu akan selalu bisa diputer kemana-mana," pungkasnya. (*)

Free Traffic Exchange