Jelang kampanye Pilpres 2019, tensi politik negeri kian meninggi. Tak hanya adu narasi, kedua kubu pun mulai adu strategi. Dari mulai tim pemenangan hingga isu kampanye tak luput disiapkan, agar kelak jadi amunisi. Namun di balik riuhnya kontestasi politik, belum terbentuknya tim pemenangan di kubu Prabowo, menuai perhatian publik. Sementara di kubu Jokowi, tim pemenangan telah terbentuk dan siap beradu taktik.
Selain soal tim pemenangan, gerakan politik dengan tagar, juga kian jadi sorotan. Tak hanya riuh di dunia maya, namun juga ramai ke dunia nyata. Mobilisasi massa pun, seakan jadi alat politik demi mendulang suara para kandidat.
Lantas, benarkah gerakan tagar yang kian masif, justru jadi andalan para elite untuk berkampanye?