Berbasahan mengantar anak bangsa menuntut ilmu, setiap pagi, setiap hari, menjadi keseharian seorang Aipda Ismet Ishak. Dengan semangat, dirinya mengendalikan rakit membawa puluhan murid menyeberangi sungai.
Anak-anak ini bersekolah hampir 4 kilometer menyeberangi Sungai Bolango dari satu desa menuju desa lainnya. Setelah mendarat, dengan ceria mereka bergegas memakai kembali alas sepatu mereka. Terpaksa mereka melalui jalur ini, menempuh risiko, memintas jarak.
Satu yang mengkhawatirkan mimpi mereka adalah kendala rakit di musim hujan. Para pejuang ini berharap, suatu saat nanti muncul infrastruktur yang menahan mimpi pendidikan mereka.