VIVA.co.id – Tradisi melawak mulai berkembang pada 1900-an dalam bentuk teater, bisa dialog atau monolog. Sejumlah sumber menyebut, di masa lalu, seni berbasis humor atau lelucon adalah ranah rakyat jelata,
para abdi atau punakawan. Kaum elite, bangsawan atau priyayi, cenderung serius dan menghindari
lelucon untuk menjaga wibawa di hadapan rakyat.